Bismillahirrahmanirrahim..
Apakah
engkau berhijab hanya ketika menghadiri pengajian atau membaca Al Qur’an?
Apakah
engkau berhijab saat berada di Aceh dan engkau lupa bahwa engkau adalah seorang
muslimah begitu pesawatmu mendarat di daerah lain?
Apakah
engkau berhijab ketika menghadap Tuhanmu dalam sholatmu dan kemudian
melepaskannya seakan-akan Allah hanya melihatmu dalam sholatmu?
Apakah
engkau berhijab ketika keluar rumah, tetapi memajang foto-foto tanpa hijabmu di
Sosial Media agar dapat dilihat orang lain betapa indah rambut dan molek
tubuhmu? Wahai saudariku, ketahuilah, sekali pun engkau membatasi orang-orang
yang mampu melihat foto-fotomu itu, tetaplah WASPADA! Siapa saja bisa menyimpan
foto kita dan melakukan apa pun yang mereka inginkan, dan engkau tidak akan
pernah tahu untuk tujuan apa fotomu dimanfaatkan. Belum lagi fakta bahwa
teman-temanmu di Sosial Media tidak semuanya mahrom-mu.
Ukhti, Apakah
engkau “SETENGAH-SETENGAH DALAM BERHIJAB (BERJILBAB)”?
Apakah ada kalanya engkau mengerudungi kepalamu saja, tetapi tetap mengenakan celana jeans ketat atau pakaian lainnya yang membentuk lekuk tubuhmu?
Apakah ada kalanya engkau mengerudungi kepalamu saja, tetapi tetap mengenakan celana jeans ketat atau pakaian lainnya yang membentuk lekuk tubuhmu?
Faktanya
banyak muslimah yang melakukannya, dan ini merupakan suatu bentuk penyelewengan
makna hijab.
Apakah engkau mengerudungi kepalamu tetapi menampakkan sebagian dari rambutmu, atau membentuk sanggul punuk unta, agar engkau terlihat lebih cantik?
Apa sebenarnya maksud di balik semua ini? Adakah engkau bermaksud menarik perhatian lawan jenis? Adakah engkau merasa malu akan pandangan teman-temanmu jika kau tutup sempurna seluruh auratmu? Adakah engkau takut akan image “kuno”, “kampungan”, atau “tidak stylis” yang sebenarnya sengaja di populerkan oleh mereka para musuh islam?
Apakah engkau mengerudungi kepalamu tetapi menampakkan sebagian dari rambutmu, atau membentuk sanggul punuk unta, agar engkau terlihat lebih cantik?
Apa sebenarnya maksud di balik semua ini? Adakah engkau bermaksud menarik perhatian lawan jenis? Adakah engkau merasa malu akan pandangan teman-temanmu jika kau tutup sempurna seluruh auratmu? Adakah engkau takut akan image “kuno”, “kampungan”, atau “tidak stylis” yang sebenarnya sengaja di populerkan oleh mereka para musuh islam?
Tanya
hatimu, karena hanya kamu yang mengetahui jawabannya, :)
Gamis-mu
tidak akan menutupi indahnya taqwa-mu terhadap Rabb-mu. Jilbab panjangmu tidak
akan menutupi ketawaddhu’an-mu. Dan Ghadul Bashar-mu tidak akan mengurangi unsur
kecantikanmu untuk suami-mu nanti.
Ukhti, islam
mengizinkan kita untuk berhias jika berada di hadapan mahrom kita, yakni; suami,
ayah, saudara laki-laki, paman, kakek, anak laki-laki, ayah mertua, anak
laki-laki dari saudara laki-laki, anak laki-laki dari saudara perempuan,
menantu laki-laki dan anak laki-laki yang belum aqil baliq dan dalam pertemuan
yang hanya dihadiri oleh muslimah. Cukuplah mereka yang berhak melihat betapa
indahnya dirimu.
Bukankah
mutiara di balik etalase mewah jauh lebih berharga dibandingkan mutiara imitasi
yang digantung di pasaran dan bisa disentuh semua orang.? :)
Rasulullah Salallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128)
Saudariku
yang kucintai karena Allah, pernahkah engkau berpikir tentang tujuan dari
Hijab???
Apakah karena tidak ada pilihan lain kecuali mengenakannya saat berada di daerah wajib menutup aurat seperti di Kota Aceh, di Masjid, di sekolah islam atau karena orangtuamu memerintahkan engkau melakukannya? Atau karena orang-orang di sekitarmu mengenakannya? Atau ada alasan yang lebih penting untuk mengenakannya?
Apakah karena tidak ada pilihan lain kecuali mengenakannya saat berada di daerah wajib menutup aurat seperti di Kota Aceh, di Masjid, di sekolah islam atau karena orangtuamu memerintahkan engkau melakukannya? Atau karena orang-orang di sekitarmu mengenakannya? Atau ada alasan yang lebih penting untuk mengenakannya?
Allah SWT berfirman dalam Qur’an surat Al-Ahzab ayat 59:
$pkr'¯»t ÓÉ<¨Z9$# @è% y7Å_ºurøX{ y7Ï?$uZt/ur Ïä!$|¡ÎSur tûüÏZÏB÷sßJø9$# úüÏRôã £`Íkön=tã `ÏB £`ÎgÎ6Î6»n=y_ 4 y7Ï9ºs #oT÷r& br& z`øùt÷èã xsù tûøïs÷sã 3 c%x.ur ª!$# #Yqàÿxî $VJÏm§ ÇÎÒÈ
Hai Nabi,
Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri
orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh
mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena
itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. (QS.Al-Ahzab:59)
Qur’an
menyebutkan bahwa Hijab telah diperintahkan kepada kaum wanita sehingga mereka
dikenali sebagai wanita yang tidak menonjolkan diri dan dengan demikian mereka
akan terhindar dari gangguan.
Karenanya, tujuan dan makna dari hijab yang sebenarnya adalah,
1. Memenuhi perintah Allah. Allah memerintahkan kita dan kita menta’atinya, sederhana bukan? Agar Allah ridho terhadap kita, maka kita menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Karena Dia-lah yang menciptakan kita dan segala hal di sekitar kita, dan Dia menciptakan kita hanya untuk beribadah kepada-Nya. Itulah alasan mengapa kita sekarang ada di dunia dan kita akan kembali kepada-Nya untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatan kita semasa hidup.
Karenanya, tujuan dan makna dari hijab yang sebenarnya adalah,
1. Memenuhi perintah Allah. Allah memerintahkan kita dan kita menta’atinya, sederhana bukan? Agar Allah ridho terhadap kita, maka kita menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Karena Dia-lah yang menciptakan kita dan segala hal di sekitar kita, dan Dia menciptakan kita hanya untuk beribadah kepada-Nya. Itulah alasan mengapa kita sekarang ada di dunia dan kita akan kembali kepada-Nya untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatan kita semasa hidup.
“Dan
tidaklah Aku ciptakan seluruh jin dan seluruh manusia melainkan untuk beribadah
kepadaKu” (QS 51:56).
2. Kita ini berharga. Nasihat juara dunia tinju Muhammad Ali kepada anak perempuannya: “Anakku, segala sesuatu ciptaan Allah yang berharga di muka bumi ini senantiasa tertutup dan sulit untuk didapatkan. Di manakah engkau menemukan berlian? Jauh di dalam tanah, tertutup dan terlindungi. Di manakah engkau menemukan mutiara? Jauh di dasar samudera, tertutup dan terlindungi dalam sebuah cangkang yang keras. Di manakah engkau menemukan emas? Jauh di dalam tanah yang ditambah, tertutup oleh banyak lapisan batuan. Engkau harus bekerja keras untuk mendapatkannya.” Ia memandang dengan tatapan mata yang serius. “Demikian pula tubuhmu. Jauh lebih berharga daripada berlian dan mutiara, maka engkau juga harus mengenakan hijab agar tertutup.”
2. Kita ini berharga. Nasihat juara dunia tinju Muhammad Ali kepada anak perempuannya: “Anakku, segala sesuatu ciptaan Allah yang berharga di muka bumi ini senantiasa tertutup dan sulit untuk didapatkan. Di manakah engkau menemukan berlian? Jauh di dalam tanah, tertutup dan terlindungi. Di manakah engkau menemukan mutiara? Jauh di dasar samudera, tertutup dan terlindungi dalam sebuah cangkang yang keras. Di manakah engkau menemukan emas? Jauh di dalam tanah yang ditambah, tertutup oleh banyak lapisan batuan. Engkau harus bekerja keras untuk mendapatkannya.” Ia memandang dengan tatapan mata yang serius. “Demikian pula tubuhmu. Jauh lebih berharga daripada berlian dan mutiara, maka engkau juga harus mengenakan hijab agar tertutup.”
3. Ini
adalah hak kita. Ketika seorang wanita berhijab, maka pria tidak dapat menilai
melalui penampilannya, melainkan melalui kepribadian, karakter dan moralnya.
Hijab adalah suatu tanggung jawab DITAMBAH hak yang diberikan oleh Allah kepada
kita. Inilah keutamaan bagi kita, lantas apa yang menghalangi engkau dari
mengenakannya? Mengapa kita harus memperlihatkan kecantikan kita kepada semua
orang? Apakah itu hakikat menjadi seorang wanita? Apakah tubuh kita demikian
murah? Mengapa kita ingin menjadikan diri kita objek yang tidak berharga?
Tidaklah mengherankan bila tingkat pelecehan seksual meningkat, jika kita tidak
menghargai diri sendiri dan justru menyediakan bahan untuk kejahatan tersebut.
Ukhti, aku mengatakan ini karena aku
mencintaimu, mencintai seluruh saudari sesama islam. Jika kita harus berselisih
pendapat dan terpecah belah dalam urusan agama kita sendiri, bagaimana kita
bisa bersatu melawan musuh-musuh islam?
Ukhtifillah,
berhati-hatilah dirimu.
Jangan sampai syaithan memperalatmu menjadi penyebar kerusakan.
Jangan biarkan dirimu menjadi umpan untuk menjerumuskan laki-laki ke dalam neraka.
Ukhtifillah, generasi depan adalah tanggung jawabmu.
Jangan sampai syaithan memperalatmu menjadi penyebar kerusakan.
Jangan biarkan dirimu menjadi umpan untuk menjerumuskan laki-laki ke dalam neraka.
Ukhtifillah, generasi depan adalah tanggung jawabmu.
Jangan
engkau rusak dengan merusak dirimu.
Kenakan hijabmu, kembalilah ke dalam koridor Rabbmu.
Ketahuilah, Rabbmu adalah Rabb yang Maha Mengetahui maslahat dirimu.
Kenakan hijabmu, kembalilah ke dalam koridor Rabbmu.
Ketahuilah, Rabbmu adalah Rabb yang Maha Mengetahui maslahat dirimu.
Dia Maha
Adil dan tidak mungkin mendzalimimu.
Ya ukhti, ketahuilah kodratmu.
Ya ukhti, ketahuilah kodratmu.
Allah
memberimu hak sesuai dengan kewajibanmu dan mewajibkanmu sesuai kemampuanmu.
Dan Allah memberimu akses jalan lebih mudah untuk menuju surga karena itu pantas dgn pengorbananmu.
Rasulullah SAW pun telah memberimu kabar gembira dalam sebuah hadits:
“Jika seorang wanita shalat lima waktu, puasa wajib sebulannya, menjaga kemaluannya, dan menta’ati suaminya, niscaya akan dikatakan kepadanya, Masuklah engkau ke dalam surga dari pintu manapun yg engkau mau.” (HR. Ahmad, Ath-Thabrani & Al-Bazzar).
Subhanallah.. Betapa islam memuliakan kita, wahai muslimah. :)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjj8hiP4kcITy6I6iDiSK8g0ZL26aYVo1QfjGSX6o7LdJfr8NQabRNJ4d71lB29-mXSvWSOeJvd9HtDMlO6oPJwPESZHzGgi1Jzvev06r9zQrFhyphenhyphenbOqb4p-zQZFNYcn4g-bp7Ofd-Eozxo/s320/Hadis_001.jpg)
Dan Allah memberimu akses jalan lebih mudah untuk menuju surga karena itu pantas dgn pengorbananmu.
Rasulullah SAW pun telah memberimu kabar gembira dalam sebuah hadits:
“Jika seorang wanita shalat lima waktu, puasa wajib sebulannya, menjaga kemaluannya, dan menta’ati suaminya, niscaya akan dikatakan kepadanya, Masuklah engkau ke dalam surga dari pintu manapun yg engkau mau.” (HR. Ahmad, Ath-Thabrani & Al-Bazzar).
Subhanallah.. Betapa islam memuliakan kita, wahai muslimah. :)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjj8hiP4kcITy6I6iDiSK8g0ZL26aYVo1QfjGSX6o7LdJfr8NQabRNJ4d71lB29-mXSvWSOeJvd9HtDMlO6oPJwPESZHzGgi1Jzvev06r9zQrFhyphenhyphenbOqb4p-zQZFNYcn4g-bp7Ofd-Eozxo/s320/Hadis_001.jpg)
Komentar
Posting Komentar