Langsung ke konten utama

Deskripsi Ruang - Masjid Shiratul Huda

“Masjid shiratul huda”


Aku selalu mengingat masjid ini, Masjid shiratul huda. Masjid SMAN 33 Jakarta Barat. Tempat dimana kami, Pengurus Rohis SMA 33, selalu menginjakkan kaki kesana disetiap kesempatan. Sekedar untuk melihat keadaan masjid setelah istirahat sholat atau bertemu dengan teman-teman seperjuangan. Biasanya kami menyempatkan merapikan mukhena dan sajadah yang berserakan sehabis dipakai, sebelum bel masuk kelas berbunyi.
Mukhena ini kami letakkan kedalam lemari kayu berwarna coklat tua dengan pintu cermin, yang berada disisi pojok kanan masjid. Disamping lemari tersebut ada lemari kayu dua pintu yang berkuran lebih kecil, dengan susunan rak di pintu kanan, yang biasa kita gunakan untuk menyimpan Al-Qur’an dan buku-buku Islami, sedangkan rak di pintu kiri digunakan untuk meletakkan sajadah dan terdapat laci di bawahnya untuk kita gunakan sebagai tempat arsip kesekretariatan kegiatan Rohis.
Masjid Shiratul Huda ini sebenarnya cukup luas. Masjid ini terpisah menjadi dua ruang. Bagian depan untuk laki-laki, kita biasa menyebutnya “Aquarium Ibadah”, karena dinding disisi kanan, kiri dan belakang ruangan tersebut terbuat dari kaca, tanpa dilengkapi gorden penutup dan memiliki pintu geser di setiap sisinya. Di dalam aquarium ini terdapat dua buah AC yang menempel di dinding sebelah kanan dan kiri, sedangkan dibagian dinding depan sebelah kiri pojok, ada lukisan ka’bah dengan bingkai berwarna emas. Lantai masjid ini beralaskan karpet hijau tebal nan lembut. Nyaman sekali.
Dibagian depan ruangan ini, ada rongga ruang kecil untuk tempat imam. Disamping kanannya ada mimbar setinggi kurang-lebih 1 meter berhiaskan lafadz al-islam, dengan mikrofon diatasnya untuk khutbah dan adzan.


Disamping kiri tempat imam tersebut ada bilik kecil seukuran 2 x 3,5 meter dengan pintu geser. Didalamnya ada sebuah lemari tempat menyimpan kemeja marawis dan album foto kenangan, dan disampingnya terdapat rak yang tingginya hanya selutut-ku, namun panjangnya mencapai 10 jengkal. Rak itu digunakan untuk meletakkan alat-alat marawis dan qasidah. Pada lantai bilik ini, berserakan gulungan-gulungan karpet merah dan terpal yang biasa kita gunakan apabila mengadakan acara dilapangan sekolah. Yah, bilik ini memang pantas disebut gudang penyimpanan. Diseberang bilik ini, tepatnya disamping kanan tempat imam dan mimbar, ada pintu untuk akses keluar, menuju teras kecil samping masjid. Teras ini dipenuhi dengan pot-pot tanaman hias.
Aquarium ibadah ini hanya bisa aku (perempuan) masuki saat sore hari dimana tidak ada laki-laki lagi yang menggunakan ruangan ini. Biasanya, saat sore hari, kami para pengurus rohis (perempuan) diam-diam masuk ke dalam gudang penyimpanan tersebut untuk melihat-lihat foto kenangan dan merapikan alat-alat marawis yang  berantakan sehabis dipakai latihan.
Dibelakang ruang Aquarium ini barulah terdapat ruang bagian perempuan, basecame kami, dengan dinding yang terbuat dari papan tipis di ke-empat sisinya, dan lantai beralaskan karpet masjid pada umumnya, yakni karpet hijau panjang bergambar masjid. Sangat sederhana.
Lemari tempat mukhena dan lemari yang lebih kecil untuk Al-Quran terletak di ruangan ini. Dinding masjid ini dipenuhi dengan Mading Islami yang kami buat setiap bulan sekali. Ada beberapa poster yang menempel, seperti kumpulan hadits, asmaul husna, tata cara sholat, dan sebagainya.
Tempat wudhu berada di samping kanan Masjid shiratul huda ini, persis disamping teras kecil. Keran air di letakkan hanya sederetan pada satu sisi. Jumlahnya ada 15 keran, akan tetapi dipisahkan bagian untuk lelaki dan bagian untuk perempuan dengan hijab yang terbuat dari papan setinggi 2 meter. Terdapat 8 keran di tempat wudhu bagian lelaki dan 7 keran di bagian perempuan.
Setelah wudhu, biasanya laki-laki memasuki Aquarium lewat pintu sebelah kiri atau belakang. Sedangkan perempuan memasuki masjid bagian belakang. Gema adzan nan indah selalu berkumandang menemani waktu istirahat sholat dan makan siang kami. Seketika Masjid shiratul huda akan dipenuhi oleh seluruh pihak SMA 33 yang beragama islam untuk menjalankan kewajiban kami sebagai muslim. Semilir angin dan dinginnya AC menyelimuti Masjid bagian depan, Aquarium ibadah. Dan untuk kami, perempuan di bagian belakang, menikmati hembusan angin dari 2 kipas angin putar yang tergantung di langit-langit, ditambah angin sepoi-sepoi dari alam yang masuk melalui pintu yang terbuka untuk menemani kekhusukkan kami menghadap-Nya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kimi Ga Ireba Lyrics -Detective Conan-

Ran to Shinichi  Kimi Ga Ireba (Japannese) - Romaji Version Utsumuku sono senaka ni Itai amega tsuki sasaru Inoru omoide mite ita Kono yo ni moshimo kasa ga Tatta hitotsu dato shite mo

Jaga Hijabmu, Ya Ukhti..

Bismillahirrahmanirrahim.. Ukhti, Apakah engkau “KADANG-KADANG BERHIJAB (BERJILBAB)”? Apakah engkau berhijab hanya ketika menghadiri pengajian atau membaca Al Qur’an? Apakah engkau berhijab saat berada di Aceh dan engkau lupa bahwa engkau adalah seorang muslimah begitu pesawatmu mendarat di daerah lain? Apakah engkau berhijab ketika menghadap Tuhanmu dalam sholatmu dan kemudian melepaskannya seakan-akan Allah hanya melihatmu dalam sholatmu? Apakah engkau berhijab ketika keluar rumah, tetapi memajang foto-foto tanpa hijabmu di Sosial Media agar dapat dilihat orang lain betapa indah rambut dan molek tubuhmu? Wahai saudariku, ketahuilah, sekali pun engkau membatasi orang-orang yang mampu melihat foto-fotomu itu, tetaplah WASPADA! Siapa saja bisa menyimpan foto kita dan melakukan apa pun yang mereka inginkan, dan engkau tidak akan pernah tahu untuk tujuan apa fotomu dimanfaatkan. Belum lagi fakta bahwa teman-temanmu di Sosial Media tidak semuanya mahrom-mu.

Kami Anak Rohis dan Kami Bangga!

Kami anak ROHIS. Akidah kami bersih terhadap hal-hal yang bersifat magis. Baik itu jimat, wapak, jirim, ataupun keris apalagi penggaris. Pedoman hidup kami adalah Al Quran dan Al Hadits. Kami bukan kalangan alkoholis. Boro-boro untuk berakohol ria, untuk uang jajan pun kami masih mengemis. Kami anak ROHIS. Ada seorang nenek bernama Sydney Jones yang menuduh kami radikalis. Padahal kami hanyalah sekumpulan aktivis. Tentunya aktivis Islam bukannya aktivis secularis, pluralis, liberalis, apalagi satanis. Kami hanya dapat berharap mudah-mudahan masyarakat tidak termakan isu tersebut yang buat kami menjadi miris. Kami anak ROHIS. Dandanan kalangan pria kami atau biasa disebut ikhwan umumnya khas dengan jenggot klimis nan tipis. Sedangkan kaum hawa atau akhwatnya biasanya terlihat dengan jilbabnya yang terlihat maksimalis. Tapi hal itu tidaklah mutlak, so santai saja buat para bro n sis. Kami anak ROHIS. Murobbi kami selalu bercerita bahwa kami adalah pewaris. Pewaris r...