“Masjid shiratul huda”
Mukhena ini kami letakkan kedalam
lemari kayu berwarna coklat tua dengan pintu cermin, yang berada disisi pojok
kanan masjid. Disamping lemari tersebut ada lemari kayu dua pintu yang berkuran
lebih kecil, dengan susunan rak di pintu kanan, yang biasa kita gunakan untuk
menyimpan Al-Qur’an dan buku-buku Islami, sedangkan rak di pintu kiri digunakan untuk
meletakkan sajadah dan terdapat laci di bawahnya untuk kita gunakan sebagai
tempat arsip kesekretariatan kegiatan Rohis.
Masjid Shiratul Huda ini sebenarnya
cukup luas. Masjid ini terpisah menjadi dua ruang. Bagian depan untuk laki-laki,
kita biasa menyebutnya “Aquarium Ibadah”, karena dinding disisi kanan, kiri dan
belakang ruangan tersebut terbuat dari kaca, tanpa dilengkapi gorden penutup
dan memiliki pintu geser di setiap sisinya. Di dalam aquarium ini terdapat dua
buah AC yang menempel di dinding sebelah kanan dan kiri, sedangkan dibagian
dinding depan sebelah kiri pojok, ada lukisan ka’bah dengan bingkai berwarna
emas. Lantai masjid ini beralaskan karpet hijau tebal nan lembut. Nyaman
sekali.
Dibagian depan ruangan ini, ada
rongga ruang kecil untuk tempat imam. Disamping kanannya ada mimbar setinggi
kurang-lebih 1 meter berhiaskan lafadz al-islam, dengan mikrofon
diatasnya untuk khutbah dan adzan.
Disamping kiri tempat imam tersebut ada bilik kecil seukuran 2 x 3,5 meter dengan pintu geser. Didalamnya ada sebuah lemari tempat menyimpan kemeja marawis dan album foto kenangan, dan disampingnya terdapat rak yang tingginya hanya selutut-ku, namun panjangnya mencapai 10 jengkal. Rak itu digunakan untuk meletakkan alat-alat marawis dan qasidah. Pada lantai bilik ini, berserakan gulungan-gulungan karpet merah dan terpal yang biasa kita gunakan apabila mengadakan acara dilapangan sekolah. Yah, bilik ini memang pantas disebut gudang penyimpanan. Diseberang bilik ini, tepatnya disamping kanan tempat imam dan mimbar, ada pintu untuk akses keluar, menuju teras kecil samping masjid. Teras ini dipenuhi dengan pot-pot tanaman hias.
Aquarium ibadah ini hanya bisa aku
(perempuan) masuki saat sore hari dimana tidak ada laki-laki lagi yang menggunakan
ruangan ini. Biasanya, saat sore hari, kami para pengurus rohis (perempuan)
diam-diam masuk ke dalam gudang penyimpanan tersebut untuk melihat-lihat foto kenangan
dan merapikan alat-alat marawis yang
berantakan sehabis dipakai latihan.
Dibelakang ruang Aquarium ini
barulah terdapat ruang bagian perempuan, basecame kami, dengan dinding
yang terbuat dari papan tipis di ke-empat sisinya, dan lantai beralaskan karpet
masjid pada umumnya, yakni karpet hijau panjang bergambar masjid. Sangat
sederhana.
Lemari tempat mukhena dan lemari
yang lebih kecil untuk Al-Quran terletak di ruangan ini. Dinding masjid ini
dipenuhi dengan Mading Islami yang kami buat setiap bulan sekali. Ada beberapa
poster yang menempel, seperti kumpulan hadits, asmaul husna, tata
cara sholat, dan sebagainya.
Tempat wudhu berada di samping kanan
Masjid shiratul huda ini, persis disamping teras kecil. Keran air di letakkan
hanya sederetan pada satu sisi. Jumlahnya ada 15 keran, akan tetapi dipisahkan
bagian untuk lelaki dan bagian untuk perempuan dengan hijab yang terbuat
dari papan setinggi 2 meter. Terdapat 8 keran di tempat wudhu bagian lelaki dan
7 keran di bagian perempuan.
Setelah wudhu, biasanya laki-laki
memasuki Aquarium lewat pintu sebelah kiri atau belakang. Sedangkan perempuan
memasuki masjid bagian belakang. Gema adzan nan indah selalu berkumandang menemani
waktu istirahat sholat dan makan siang kami. Seketika Masjid shiratul huda akan
dipenuhi oleh seluruh pihak SMA 33 yang beragama islam untuk menjalankan
kewajiban kami sebagai muslim. Semilir angin dan dinginnya AC menyelimuti
Masjid bagian depan, Aquarium ibadah. Dan untuk kami, perempuan di bagian
belakang, menikmati hembusan angin dari 2 kipas angin putar yang tergantung di
langit-langit, ditambah angin sepoi-sepoi dari alam yang masuk melalui pintu
yang terbuka untuk menemani kekhusukkan kami menghadap-Nya.
Komentar
Posting Komentar