Aku iri kepada langit yang bisa menatapmu sepanjang waktu
Aku iri kepada senja yang bisa melihat senyum mu
Aku iri kepada malam yang bisa mendekap hatimu
Bahkan aku sangat iri kepada awan yang meneduhkanmu saat terik mentari membelenggu jiwamu
Aku iri kepada senja yang bisa melihat senyum mu
Aku iri kepada malam yang bisa mendekap hatimu
Bahkan aku sangat iri kepada awan yang meneduhkanmu saat terik mentari membelenggu jiwamu
Aku sungguh-sungguh iri
Kepada mereka yang selalu membersamaimu sepanjang hari
Kepada mereka yang selalu membersamaimu sepanjang hari
Kepada mereka yang bisa menatap langsung dirimu
Melihat tawamu bahkan tertawa bersamamu
Melihat langsung gerak-gerik mu dan kondisimu lebih dulu daripada aku
Kepada semesta yang menaungi setiap langkahmu
Kepada dunia yang setiap hari bersua denganmu
Kepada dunia yang setiap hari bersua denganmu
Sungguh aku iri
Kepada buku-buku yang setia berdebat denganmu
Kepada waktu yang senantiasa berjalan bersamamu
Kepada buku-buku yang setia berdebat denganmu
Kepada waktu yang senantiasa berjalan bersamamu
Sungguh benar,
Aku iri selama aku tak mampu disisi
Aku iri selama aku tak mampu disisi
Meski tiada pernah jenuh dan letih doaku membersamai
#disadur dari tulisan-tulisan yang bertebaran di dunia maya dengan perubahan gaya penulisan dan berbagai tambahan
Komentar
Posting Komentar