Langsung ke konten utama

Resep Muffin Coklat




Cemilan satu ini, selain lezat masih terbilang sehat juga lho. Apalagi kalau kita membuatnya sendiri dengan bahan-bahan yang aman dan sehat. Tambah nikmat lagi kalau bisa membuatnya bersama keluarga dengan penuh canda. Alhamdulillah. :) Idul Adha kemarin saya dan keluarga membuat muffin cokelat sederhana dengan hanya bermodalkan catatan resep acak-acakan hasil mencatat dari tayangkan masak di Televisi.

Muffin pertama, bantet, GAGAL! :D
Berhubung masih amatir, muffin cokelat perdana kami agak bantet dan terlalu manis. :D Tapi hasil yang kedua sudah jauh lebih baik. Dan dari kegagalan muffin perdana itulah, kami dapat belajar dari pengalaman dan memahami kesalahan. Karenanya, kegagalan itu adalah awal dari kesuksesan. Asyik kan? Dari kegiatan masak-masak aja bisa berfilosofi. Hehe.

Ternyata, alasan mengapa muffin yang pertama kurang indah wujudnya, karena adonannya masih kurang lembut, kurang lama di-Mix-nya, ditambah lagi, susunya pakai susu kental manis. Harusnya pakai susu full cream cair atau susu bubuk yg dicairkan.

Nah, berikut Resep Muffin cokelat. Cekidot ;)


 Bahan:
Adonan
·        300 gr Tepung terigu
·        4 sdm Cokelat bubuk
·        3 sdt Baking powder
·        70 gr Margarin, lelehkan
·        120 gr Gula pasir
·        2 btr Telur
·        200 ml Susu full cream cair / atau susu bubuk yang dicairkan
·        200 gram cokelat masak padat, lelehkan

Topping:
·        Cokelat masak padat, potong kotak2 kecil
·        Butiran Choco chip

Cara membuat:
1.     Ayak tepung terigu, cokelat bubuk, dan baking powder.
2.     Tambahkan margarin leleh, dan gula pasir. Aduk rata.
3.     Kocok lepas telur dan susu cair.
4.     Tuang ke campuran tepung terigu sedikitsedikit sambil diaduk perlahan.
5.     Masukkan cokelat masak pekat leleh dan keping cokelat. Aduk rata.
6.     Tuang di cetakan muffin pendek yang di-alas cup kertas. Oven 25 menit dengan suhu 190 derajat Celsius.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kimi Ga Ireba Lyrics -Detective Conan-

Ran to Shinichi  Kimi Ga Ireba (Japannese) - Romaji Version Utsumuku sono senaka ni Itai amega tsuki sasaru Inoru omoide mite ita Kono yo ni moshimo kasa ga Tatta hitotsu dato shite mo

Jaga Hijabmu, Ya Ukhti..

Bismillahirrahmanirrahim.. Ukhti, Apakah engkau “KADANG-KADANG BERHIJAB (BERJILBAB)”? Apakah engkau berhijab hanya ketika menghadiri pengajian atau membaca Al Qur’an? Apakah engkau berhijab saat berada di Aceh dan engkau lupa bahwa engkau adalah seorang muslimah begitu pesawatmu mendarat di daerah lain? Apakah engkau berhijab ketika menghadap Tuhanmu dalam sholatmu dan kemudian melepaskannya seakan-akan Allah hanya melihatmu dalam sholatmu? Apakah engkau berhijab ketika keluar rumah, tetapi memajang foto-foto tanpa hijabmu di Sosial Media agar dapat dilihat orang lain betapa indah rambut dan molek tubuhmu? Wahai saudariku, ketahuilah, sekali pun engkau membatasi orang-orang yang mampu melihat foto-fotomu itu, tetaplah WASPADA! Siapa saja bisa menyimpan foto kita dan melakukan apa pun yang mereka inginkan, dan engkau tidak akan pernah tahu untuk tujuan apa fotomu dimanfaatkan. Belum lagi fakta bahwa teman-temanmu di Sosial Media tidak semuanya mahrom-mu.

Kami Anak Rohis dan Kami Bangga!

Kami anak ROHIS. Akidah kami bersih terhadap hal-hal yang bersifat magis. Baik itu jimat, wapak, jirim, ataupun keris apalagi penggaris. Pedoman hidup kami adalah Al Quran dan Al Hadits. Kami bukan kalangan alkoholis. Boro-boro untuk berakohol ria, untuk uang jajan pun kami masih mengemis. Kami anak ROHIS. Ada seorang nenek bernama Sydney Jones yang menuduh kami radikalis. Padahal kami hanyalah sekumpulan aktivis. Tentunya aktivis Islam bukannya aktivis secularis, pluralis, liberalis, apalagi satanis. Kami hanya dapat berharap mudah-mudahan masyarakat tidak termakan isu tersebut yang buat kami menjadi miris. Kami anak ROHIS. Dandanan kalangan pria kami atau biasa disebut ikhwan umumnya khas dengan jenggot klimis nan tipis. Sedangkan kaum hawa atau akhwatnya biasanya terlihat dengan jilbabnya yang terlihat maksimalis. Tapi hal itu tidaklah mutlak, so santai saja buat para bro n sis. Kami anak ROHIS. Murobbi kami selalu bercerita bahwa kami adalah pewaris. Pewaris r...